Bagi sebagian orang, seks sesungguhnya masih dianggap sebagai saffrons spice hal yang tabu dan dianggap sebagai topik yang sensitif untuk dibicarakan secara terbuka lebih-lebih mengajarkannya kepada anak-anak.

Edukasi seksual sangat mutlak diberikan kepada anak-anak, terlebih terhadap anak usia dini. Hal ini dilakukan supaya anak-anak punyai pengetahuan berkenaan tabiat seksual yang sehat supaya bisa menghindar terjadinya pelecehan seksual terhadap anak.

Secara tidak langsung, pendidikan seksual bisa mengajarkan seorang anak berkenaan pentingnya persetujuan, penolakan, penghormatan terhadap batasan pribadi, dan lebih-lebih kesetaraan gender. Dengan pendekatan yang tepat dan aman, edukasi berkenaan seks bisa dibicarakan secara terbuka.

Pendidikan seksual yang diberikan kepada anak bakal mengimbuhkan pengetahuan dan nilai yang berkaitan bersama dengan seksualitasnya secara holistik. Seorang anak bakal diajarkan pemahaman berkenaan pergantian fisik dan emosional yang berjalan didalam masa pubertas, diajarkan berkenaan pentingnya memelihara kesegaran seksual, pencegahan penyakit seksual menular, serta diajarkan berkenaan pentingnya menjunjung diri sendiri dan orang lain.

Dengan demikian, edukasi seksual yang diberikan sejak ini, membawa dampak anak lebih bertanggung jawab terhadap diri sendiri. Di masa kini, pendidikan seksual merupakan hal yang terlalu mutlak untuk diberikan oleh anak usia dini gara-gara begitu banyaknya kasus-kasus tindakan kekerasan seksual terhadap anak di masyarakat.

Dalam hal ini, peran keluarga sebagai pendidik pertama seorang anak terlalu penting. Orang tua telah seharusnya menciptakan lingkungan yang terbuka untuk membicarakan seksualitas dengan anak. Orang tua juga mesti terbuka bakal pertanyaan, diskusi, dan berbagi pengalaman bersama dengan seorang anak supaya anak bakal menjadi nyaman dan mengungkap segala kekhawatiran, keingintahuan, dan pemikiran mereka berkenaan seksualitas.

Tahap Perkembangan Psikoseksual Menurut Sigmund Freud

Dilansir dari jurnal penelitian berjudul “Layanan Informasi Tentang Perkembangan Psikoseksual yang Sehat oleh Guru Pembimbing Pada Siswa Kelas XI IPA di SMAN 1 Bunut Hilir”. Sigmund Freud, seorang psikoanalis terkenal, menyampaikan teori bagian pertumbuhan psikoseksual. Teori ini berpendapat bahwa pertumbuhan individu didalam hal seksualitas terbujuk oleh tahap-tahap yang berbeda, yang masing-masing melibatkan fokus terhadap zona khusus didalam tubuh.

  • 1. Tahap Oral (0-1 tahun)

    Tahap ini berpusat terhadap mulut sebagai zona utama. Seorang bayi bakal mengeksplorasi dunia bersama dengan mulutnya bersama dengan cara menggigit, menghisap, atau lebih-lebih menjilati benda-benda di sekitarnya. Kepuasan anak lewat tindakan ini bakal berpengaruh terhadap kehidupan di masa dewasanya.

  • 2. Fase Anal (1-3 tahun)

    Tahap ini berpusat terhadap kenikmatan terhadap fungsi eksplorasi dan pengeluaran tubuh, terlebih membuang air besar. Selama fase ini, peran orang tua didalam melatih anak untuk membuang air terlalu mutlak dilakukan untuk melatih rasa telaten dan moral. Jika gagal didalam fase ini, anak bakal menjadi tidak peduli bersama dengan lingkungannya.

  • 3. Fase Phalic (3-6 tahun)

    Tahap ini berpusat terhadap alat kelamin. Seorang anak bakal menjadi mengidentifikasi dan mendapatkan perbedaan pada pria dan wanita. Pada fase ini, seorang anak bakal menerima perasaan seksualnnya dan studi mengidentifikasi dirinya sendiri. Anak bakal menjadi mengenal standar moral yang baik dan buruk serta menjadi mengetahui hal yang dianggap tidak baik untuknya.

  • 4. Fase Laten (6-11 tahun)

    Tahap ini merupakan bagian eksplorasi seorang anak di mana kekuatan seksual masih ada, tetapi diarahkan terhadap hal lain seperti intelektual seorang anak dan bagaimana seorang anak laksanakan jalinan sosialnya. Tahap ini menjadi bagian yang mutlak untuk mengembangkan keterampilan sosial dan kepercayaan diri seorang anak.

  • 5. Fase Genital (11-19 tahun)

    Pada bagian ini, seks sekunder berkembang pesat. Adanya pertumbuhan psikoseksual, di mana seorang anak bakal mengembangkan minat seksualnya terhadap lawan jenis. Tujuan dari bagian ini adalah memastikan keseimbangan seorang anak di beraneka bidang kehidupan.

Langkah yang Dapat Dilakukan Orang Tua untuk Memberikan Edukasi Seksual

  • 1. Jelaskan Sesuai bersama dengan Usia Anak

    Mengajarkan pendidikan seksual kepada anak secara langsung oleh orang tua bakal lebih baik kalau dibandingkan bersama dengan mendapatkan sumber Info di internet yang tidak jelas. Orang tua juga mesti menyatakan berkenaan edukasi seksual kepada anak cocok bersama dengan usia anak tersebut. Orang tua juga mesti menyatakan berkenaan hal-hal yang anak rasakan supaya anak bakal memahaminya.

  • 2. Lakukan Persiapan Sebagai Orangtua

    Sebagai orangtua, mesti untuk laksanakan persiapan untuk laksanakan edukasi seks. Hal ini dilakukan supaya anak bisa menjadi nyaman dan kalau seorang anak bertanya atas keinginanya sendiri, orangtua bakal mengimbuhkan Info yang mengetahui dan faktual. Orangtua juga bisa bertanya kepada ahlinya secara langsung supaya tiddak salah didalam mengimbuhkan Info kepada anak.

  • 3. Ajarkan Konsep “Persetujuan” terhadap Tubuhnya

    Pembelajaran berkenaan consent atau persetujuan terhadap tubuh seorang anak juga mesti dilakukan oleh orangtua. Ajarkan anak untuk berbicara “tidak” kalau ada seseorang yang membuatnya tidak nyaman. Misalnya, terdapatnya permintaan dari orang lain yang menyentuh bagian tubuhnya.

  • 4. Jaga Komunikasi bersama dengan Anak

    Komunikasi merupakan hal yang mutlak dilakukan olej orang tua supaya anak bisa punya kebiasaan menceritakan seluruh hal yang berjalan terhadap dirinya. Dengan terdapatnya komunikasi yang baik, anak tidak bakal ragu untuk bercerita kepada orang tua berkenaan apa yang dialaminya.